Pendeteksi Gas CO Menggunakan Sensor MQ-2 dan MQ-7
a.
Memahami
karakteristik sensor gas MQ-7 dan MQ-2
b. Mensimulasikan rangkaian dari sensor gas MQ-7 dan MQ-2
c. Memahami prinsip kerja sensor gas MQ-7 dan MQ-2
Bahan:
a. Baterai
Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Baterai berfungsi sebagai sumber daya.
b. Relay
Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar.
Konfigurasi pin:
Spesifikasi:
c.
Transistor NPN
2N1711
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal (switching), stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2N1711 bertipe NPN.
Spesifikasi dan konfigurasi pin:
d. Ground
Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.
e. Sensor gas MQ-7
Sensor MQ7 merupakan sensor gas karbon monoksida yang berfungsi untuk mengetahui konsentrasi gas karbon monoksida (CO), sensor MQ7 memiliki sensitivitas tinggi dan respon cepat terhadap gas karbon monoksida dan keluaran dari sensor MQ7 berupa sinyal analog dan membutuhkan tegangan DC sebesar 5Volt.
Spesifikasi:
f.
Sensor gas MQ-2
Gas Sensor (MQ2) adalah sensor
yang berguna untuk mendeteksi kebocoran gas baik pada rumah maupun industri.
Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi H2, LPG, CH4, CO2, Alkohol, Asap atau Propane. Karena
sensitivitasnya yang tinggi dan waktu respon yang cepat, pengukuran dapat
dilakukan dengan cepat.
Spesifikasi:
1.
Catu daya pemanas : 5V
AC/DC
2.
Catu daya rangkaian :
5VDC
3.
Range pengukuran : 200
- 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk
methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
4.
Keluaran :
analog (perubahan tegangan)
Sensor
ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap
dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas
mudah terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu
dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.
Konfigurasi pin dari sensor MQ-2 :
1.
Pin 1 merupakan heater
internal yang terhubung dengan ground.
2.
Pin 2 merupakan
tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
3.
Pin 3 (VH) digunakan
untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.
4.
Pin 4 merupakan output
yang akan menghasilkan tegangan analog.
Komponen output:
a. LED
LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semikonduktor yang merupakan keluarga dioda. LED dapat memancarkan berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan.
Spesifikasi:
b. Motor DC
Motor DC digunakan sebagai
output dari rangkaian dan juga merupakan alat yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran.
Konfigurasi
pin:
Pin 1 : Terminal 1
Pin 2 : Terminal 2
c. Buzzer
Buzzer adalah sebuah
komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara.
Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm, juga bisa digunakan sebagai
indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser.
Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative.
a. Baterai
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.
Prinsip
operasi
Baterai
mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari
sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang
terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu
sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di
mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan
elektrode positif di mana kation berpindah.
Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi
(elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan
teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan,
proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi
terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda
untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara
sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.
b.
Relay
Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar
atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian
utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat
kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih
tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.
Pada dasarnya,
Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
1.
Electromagnet
(Coil)
2.
Armature
3.
Switch
Contact Point (Saklar)
4.
Spring
Berikut ini merupakan gambar dari
bagian-bagian relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay
terdiri dari 2 jenis yaitu :
·
Normally
Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi
CLOSE (tertutup)
· Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
c. Ground
Ground
adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah
atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari
berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.
Kegunaan Ground
1.
Titik
kembali nya arus atau sinyal listrik
2.
Pelindung
terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar
3.
Pengaman
setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)
4.
Titik
patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian.
5.
Menghilangkan
dengung (hum) pada penguat audio (amplifier)
6.
Mengurangi
Noise pada penguat audio (amplifier)
7.
Pada
kendaraan (mobil atau motor) mengurangi kebutuhan kabel listrik, karena
menjadikan body motor atau mobil sebagai pengganti kabel negatif.
8.
dll.
d.
Sensor Gas MQ-7
MQ
7 merupakan
sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida
(CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil.Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap
karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang.
Kondisi Standar
Sensor Bekerja
- VC/(Tegangan
Rangkaian) = 5V±0.1
- VH (H)/ Tegangan
Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1
- VH (L)/ Tegangan
Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1
- RL/Resistansi
Beban Dapat disesuaikan
- RH Resistansi
Pemanas = 33Ω±5%
- TH (H) Waktu
Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds
- TH (L) Waktu
Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds
- PH Konsumsi
Pemanasan = Sekitar 350mW
Kondisi Lingkungan
- Tao/Suhu
Penggunaan = -20℃-50℃
- Tas/Suhu
Penyimpanan = -20℃-50℃
- RH/Kelembapan
Relatif = kurang dari 95%RH
- O2 Konsentrasi
Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen dapat mempengaruhi
sensitivitas)
Grafik Karakteristik Sensitivitas
e.
Sensor Gas MQ-2
Sensor
jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang
mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan
analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung
diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya.
Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun
di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane,
methane , alcohol, Hydrogen, smoke.
Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain.
Grafik Karakteristik Sensitivitas
Prinsip Kerja
Sensor Asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan
asap yang berasal dari gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini
terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada
elektroda yang terbuat dari aurum di mana ada element pemanasnya.
Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik
menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar
sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai
aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan menghasilkan tegangan analog.
Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply (Vcc) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan heater dan sensor, Vss (Ground), dan pin keluaran dari sensor tersebut.
f.
LED
LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. LED terbuat dari semikonduktor dan perbedaan warna yang dihasilkan disebabkan perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan.
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
g.
Motor DC
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian
yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini
terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka
magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan
medan magnet), Armature Winding (Kumparan
Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet
untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan
yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan
kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat
ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun
kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi
saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
h.
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
i. Transistor NPN
Transistor
merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal,
pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya.
Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian
kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor
ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus,
maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan
kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada
arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada
kaki basis melebihi arus pada
kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan
kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor
adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari
bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki
disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
·
Emitor
(E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
·
Kolektor
(C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam
transistor.
·
Basis
(B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari
transistor melalui kolektor.
j. Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan
tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm
(simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi
listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap
resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan
persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistor:
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh resistor :
Perhitungan untuk resistor dengan 4 gelang warna :
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
·
Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka
tersebut dengan 10 (10^n)
·
Gelang ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut
Perhitungan
untuk resistor dengan 5 gelang warna :
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
·
Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-3
·
Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka
tersebut dengan 10 (10^n)
·
Gelang ke 5 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut.
4. Prosedur Percobaan [Kembali]
1. Buka
aplikasi proteus
2. Siapkan alat dan bahan pada library proteus, pada
rangkaian ini yaitu berupa sensor gas MQ-2, sensor gas MQ-7, resistor, LED,
motor, buzzer, relay, transistor NPN 2N1711, baterai, dan ground.
3. Rangkai setiap komponen
4. Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan
5. Jalankan simulasi rangkaian
5. Rangkaian Simulasi [Kembali]
Ketika MQ-7 berlogika 1 dan MQ-2 berlogika 0
Ketika MQ-2 berlogika 1 dan MQ-7 berlogika 0
Ketika MQ-2 dan MQ-7 berlogika 1
Prinsip Kerja:
Ketika tidak ada CO atau CO2 yang terdeteksi, tidak ada arus yang mengalir, maka led, motor, dan buzzer mati (sensor MQ-2 dan MQ-7 berlogika 0).
Ketika sensor MQ-7
mendeteksi adanya CO (sensor berlogika 1), terdapat
Vout yang merupakan tegangan dari kaki base transistor Q1 sehingga transistor
Q1 aktif. Kemudian arus dari baterai 1 diteruskan ke relay 1, relay aktif, lalu
arus diteruskan ke kolektor Q1, dari kolektor Q1 ke emitter Q1 lalu ke ground. Karena
relay aktif, maka arus dari baterai 2 dapat menghidupkan LED-GREEN dan motor DC.
Ketika sensor MQ-2 mendeteksi adanya CO2 (sensor
berlogika 1), terdapat
Vout yang merupakan tegangan dari kaki base transistor Q2 sehingga transistor
Q2 aktif. Kemudian arus dari baterai 1 diteruskan ke relay 2, relay aktif, lalu
arus diteruskan ke kolektor Q2, dari kolektor Q2 ke emitter Q2 lalu ke ground. Karena
relay aktif, maka arus dari baterai 3 dapat menghidupkan LED-GREEN dan motor DC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar